Ahli Ungkap Alasan Kenapa Judi Online Bikin Kecanduan CNN Indonesia
Serbaserbi Judi Online Demografi Pemain Provinsi hingga Alasan
Total pemain judi online di Indonesia disebut sekitar 4 juta orang Data demografi pemain judi online usia di bawah 10 tahun itu ada 2 persen dari pemain totalnya 80 ribu yang terdeteksi kata Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online Hadi Tjahjanto di kantor Kemenko Polhukam Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Rabu 196
Selain faktor eksternal aspek individual juga mempengaruhi maraknya judi online di Indonesia Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap risiko kecanduan judi menjadi alasan mengapa aktivitas ini terus bertambah Banyak yang terjebak dalam pola pikir cobacoba atau keinginan untuk meraih keuntungan cepat tanpa memperhitungkan risiko kehilangan uang yang jauh lebih besar
KOMPAScom Sederet kasus kekerasan dan kriminalitas yang dipicu oleh kecanduan judi online terjadi di sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini Bahkan sejumlah pelaku nekat bertindak yang mengarah ke percobaan pembunuhan dan pembakaran dengan pasangannya sendiri Dari beberapa kasus tersebut pelaku mengaku merasa frustrasi atau terlilit utang akibat aktivitas perjudian
REPUBLIKACOID Hasil studi peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies CIPS Muhammad Nidhal menunjukkan bahwa maraknya judi online di Indonesia akibat dari rendahnya literasi digital dan literasi keuangan serta kurangnya ketegasan hukum terhadap pelaku judi onlineNidhal dalam pernyataan tertulis di Jakarta Selasa 2562024 menambahkan faktor lingkungan seperti aksesibilitas
Judi online semakin merajalela di Indonesia dan ini bukan tanpa alasan Salah satunya adalah rendahnya pemahaman masyarakat soal literasi digital dan keuangan Banyak orang yang masih belum sepenuhnya paham tentang risiko dan cara melindungi diri di dunia maya termasuk soal transaksi dan keamanan finansial
Judi Online Marak 88 Juta Warga RI Kecanduan Termasuk Anak di Bawah Umur
Judi Online Marak Di Indonesia Sejumlah Orang Kecanduan
Lebih dari 10 Juta Orang Indonesia Berisiko Kecanduan Judi Online
Kenapa Judi Online Marak di Indonesia Simak Analisis Mendalam Menurut
Judi online marak di Indonesia sejumlah orang kecanduan Uang BBC
Maraknya Judi Online di Indonesia Mengapa Semakin Banyak Orang Tergoda
Maraknya Judi Online Di Antara Gagalnya Program Kesejahteraan dan
Alasan Mengapa Judi Online Marak di Indonesia Menurut Studi
Judi Online Marak Di Indonesia Sejumlah Orang Kecanduan
Judi online marak di Indonesia sejumlah orang kecanduan Uang tabungan habis mobil saya jual Sumber gambar BBC Indonesia Keterangan gambar Foto ilustrasi
Bisniscom JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Menkopolkam Budi Gunawan menyebut terdapat 88 juta masyarakat Indonesia yang bermain judi onlineAngka tersebut mencakup 80000 anak dibawah umur yang bermain judi online Budi menjelaskan sampai dengan saat ini pemerintah mencatat pemain judi online di dalam negeri mencapai angka 8 juta orang
Jakarta CNN Indonesia Judi online jadi masalah serius di Indonesia Menurut catatan pemerintah setidaknya ada 237 juta orang Indonesia yang kecanduan judi online dan 80 persen di antaranya dari kalangan bawah Lantas kenapa judi online bikin kecanduan Sebuah studi dari University of Nevada Las Vegas UNLV dan University of Western Ontario pada tahun 2009 sempat mengemukakan alasan
Di sisi lain daya rusak judi online juga semakin dirasakan di masyarakat Sejumlah pemain bahkan sampai memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena terlilit utang akibat terlena dengan kesenangan yang akhirnya berubah menjadi kecanduan Baca juga Ironi Penanganan Judi Online di Indonesia Bukan Barang Baru tapi Tak Juga Terselesaikan
Kisah Tragis di Balik Kasus Kekerasan akibat Kecanduan Judi Online
WHO menyatakan bahwa prevalensi kecanduan judi pada orang dewasa sebesar 0158 persen Temuan tersebut pertama kali dipublikasikan dalam makalah The Epidemiology and Impact of Gambling Disorder and Other GamblingRelated Harm yang didiskusikan dalam Forum Developed for The WHO Forum on Alcohol Drugs and Addictive Behaviours yang digelar pada 2628 Juni 2017 di markas WHO di Kota